Sabtu, 28 Mei 2016

Revenge of The Rojiblancos

Akankah Antoine Griezmann (kiri) membalas kekalahan di final tahun 2014?
Duel bertajuk "Pembalasan Dendam" akan tersaji di final Liga Champion Eropa musim 2015/2016. Dua tim asal ibukota Spanyol, Real Madrid dan Atletico Madrid akan bentrok di Stadion San Siro, Milan, Minggu (29/5) dini hari WIB. Ya, final kali ini adalah ulangan final dua tahun silam kala Real Madrid mempecundangi rival sekotanya dengan skor 4-1 lewat perpanjangan waktu. Kala itu Los Rojiblancos-julukan Atletico-sempat unggul terlebih dahulu lewat Diego Godin menit ke-36. Namun, gol Sergio Ramos di masa injury time memaksa laga berlanjut di babak perpanjangan waktu. Real Madrid menggila dengan menceploskan tiga gol tambahan. Masing-masing melalui Gareth Bale (menit ke-110), Marcelo (118), dan mega bintang mereka, Cristiano Ronaldo (120).

Kekalahan yang sangat menyakitkan. Inilah yang menjadi motivasi terkuat anak-anak asuh Diego Simeone untuk membalasnya. Namun, bukan pekerjaan mudah, pastinya. Di kubu lawan, Ronaldo cs siap mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk merengkuh gelar ke-11 di ajang paling elite di benua biru tersebut. Zinedine Zidane sudah mempersiapkan armada terbaiknya untuk menghadapi laga ini.

"Laga yang sangat sulit, tentu saja. Kami tahu itu dan kami sudah mempersiapkan diri selama dua minggu. Sekarang para pemain sudah siap untuk bertanding," ujar pelatih yang baru mengarsiteki Real Madrid Januari lalu.

"Kalah bukan berarti kegagalan. Itu tergantung cara kita menyikapinya. Kecuali jika Anda memang tidak berusaha memberikan yang terbaik," tambah pria asal Perancis yang pernah membawa Madrid menjuarai Liga Cahmpion tahun 2002 ketika masih berstatus sebagai pemain.

Sementara pelatih Atletico, Diego Simeone berpendapat kalau laga kali ini akan berlangsung sengit dan berimbang dari awal. Tapi ia yakin anak-anak asuhannya akan mampu membalas kekalahan di final dua tahun silam.

"Real Madrid tidak banyak berubah (sejak 2014). Sedang kami telah banyak melakukan perubahan, meski masih dengan skema permainan yang sama. Saya senang telah membuat sejarah untuk klub. Namun  hanya kemenangan yang akan memuaskan saya."

Apakah Los Rojiblancos mampu menebus kekalahan dua tahun silam tersebut? Jika menilik rekor pertemuan kedua tim di Liga Spanyol musim ini, Atletico sedikit lebih unggul. Mereka memetik satu kemenangan 1-0 kala bertandang ke markas Real Madrid dan bermain imbang 1-1 ketika bertindak sebagai tuan rumah.

Namun jangan pernah samakan Liga Spanyol dengan Liga Champion. Real Madrid adalah raja di kompetisi Eropa. Meraih 10 trofi dari 13 final. Sementara Atletico dari tiga kali kesempatan manggung di final, selalu berakhir dengan kekalahan!

Statistik Real Madrid musim ini di Liga Champion juga lebih baik dari rivalnya tersebut. Ronaldo cs meraih sembilan kemenangan, dua kali imbang, dan sekali kalah. Mereka mencetak 26 gol dan hanya menderita lima kebobolan. Ronaldo memimpin perolehan gol dengan 16 kali menggetarkan jala lawan. Di pihak seberang, Atletico mengemas enam kemenangan, tiga kali imbang, dan tiga kali kalah. Griezmann cs mencetak 16 gol dan 7 kali kebobolan. Meski begitu, jika ditilik siapa lawan-lawaa kedua tim di babak knock out, banyak yang bilang Atletico lebih baik dari Real Madrid. Berturut-turut mereka menyingkirkan PSV Eindhoven, Barcelona, dan Bayern Munchen. Sementara Madrid setelah menang mudah atas AS Roma, mereka nyaris tersingkir dari wakil Jerman, Wolfsburg, dan menang dengan agregat tipis 1-0 dari Manchester City.

Skema Permainan

Zinedine Zidane akan kembali memakai formasi 4-2-3-1 dengan Karim Benzema sebagai ujung tombak. Penyerang asal Perancis tersebut akan ditemani Ronaldo dan Gareth Bale di posisi sayap. Kecepatan dan pertukaran posisi kedua pemain tersebut jelas bakal menyulitkan barisan pertahanan Los Rojiblancos. Musim ini kombinasi tiga pemain tersebut hanya kalah produktif dari trio Barcelona. Di lini tengah, Casemiro dan Toni Kroos akan menyokong Luka Modric. Kredit plus untuk Casemiro yang dalam beberapa laga terakhir menjadi pemain kunci Real Madrid. Yang bersangkutan juga mendapat perhatian tersendiri dari pelatih Atletico.

Di jantung pertahanan, Pepe dan Ramos akan bahu-membahu menjaga gawang Keylor Navas agar tetap perawan. Kombinasi keduanya sangat kuat musim ini. Di sisi kanan, Dani Carvajal sesekali akan naik membantu serangan. Begitu pula dengan Marcelo di sisi kiri. Kecepatannya akan sangat membantu Bale dan Ronaldo.

Sementara Diego Simeone kemungkinan besar bakal kembali memakai strategi seperti kala menyingkirkan Barcelona dan Bayern Munchen. Pola 4-4-1-1 akan kembali menjadi andalan. Mereka akan menumpuk pemain di tengah. Koke dan Gabi akan menjadi pemutus serangan. Sementara di lini depan hanya menyisakan Antoine Griezmann yang bakal menjadi penyuplai bola untuk Fernando Torres. Nama terakhir dikenal sebagai pemain spesialis partai final. Beberapa kali Torres mencetak gol di partai final. Pengalamannya ketika membawa Chelsea menjadi juara Liga Champion tahun 2012 juga diharapkan bakal memberi pengaruh untuk tim.

Melihat data-data di atas, sepertinya Real Madrid akan mendominasi permainan. Seperti biasa Atletico bakal mengandalkan serangan balik dengan memanfaatkan kecepatan Griezmann dan Torres. Peluang kedua tim sama besar. Besar kemungkinan laga akan diteruskan lewat ababk perpanjangan waktu atau bahkan drama adu penalti.

Namun, siapapun pemenangnya, mengutip kata Zinedine Zidane, "Losing will not be a failure. It's just a football game."

NB: Saya pribadi menjagokan Atletico akan keluar sebagai juara baru. Mereka unggul dengan skor 2-1 di babak perpanjangan waktu.

Minggu, 22 Mei 2016

When You're As Great As I am, It's Hard to be Humble

Ali ketika meng-KO Sonny Liston tahun 1964
Judul di atas adalah jargon yang diucapkan Cassius Marcellus Clay Jr. Mungkin tak banyak yang kenal siapa Cassius Marcellus Clay Jr. itu. Namun jika disebut nama Muhammad Ali, maka hampir semua orang mengenalnya. Ya, itulah nama asli Muhammad Ali sebelum memeluk Islam. Siapa yang tak kenal Ali? Dia adalah juara tinju kelas berat sebanyak tiga kali. Ali juga dinobatkan sebagai atlet terbaik abad ke-20 oleh majalah Sports Illustrated dan BBC, mengalahkan Pele dan Maradona.

Karir Ali melesat setelah meraih emas di Olimpiade Roma tahun 1960. Empat tahun kemudian, petinju kelahiran 17 Januari 1942 itu berhasil menjadi petinju termuda yang merebut gelar juara dunia kelas berat pada usia 22 tahun. Hampir semua petinju terbaik di masanya berhasil ia kalahkan.

Meski begitu, Ali adalah sosok penuh kontroversial. Ia dicintai sekaligus dibenci karena mulut besarnya. Terkenal sombong, arogan, angkuh, dan blak-blakan. Yang paling diingat orang tentu saja ketika ia menolak untuk mengikuti wajib militer waktu perang Vietnam.

"Saya tak punya masalah dengan orang-orang Vietkong ini. Tak ada orang Vietkong yang memanggil saya 'Nigger'. Kenapa saya harus terbang 10.000 mil untuk membunuh mereka?" kata Ali.

Akibatnya gelar juara Ali dicopot. Ia dikenai sanksi dilarang bertinju selama hampir empat tahun. Pengaruh Ali bukan hanya di atas ring, tapi di luar arena juga. Ia menjadi ikon perdamaian. Diidolai banyak orang. Ke mana pun pergi, namanya selalu dielu-elukan.

Ketika kembali lagi ke arena tinju tahun 1971, Ali berhasil menjadi juara dunia lagi tahun 1974 dan 1978. Hampir di setiap wawancara sebelum atau pun usai mengalahkan lawan-lawannya, Ali kerapkali menyebut dirinya sebagai "the greatest".

Mungkin memang benar apa yang diucapkan Ali. Ketika kita sehebat dia, bisa jadi memang sangat sulit untuk menjadi rendah hati. Kita, manusia cenderung tidak suka jika melihat orang lain angkuh/sombong, entah karena kekayaan, kecerdasan, kesuksesan, ataupun karena jabatannya. Padahal jika kita berada di tempat mereka, bisa jadi kita juga tak beda jauh. Sebab kecenderungan manusia itu senang dipuji. Senang menjadi pusat perhatian. Tak jarang kita bahkan mendoakan yang jelek jika melihat kesombongan orang lain. Saya khawatir, sebenarnya kita bukan membenci kesombongan tersebut, melainkan dengki dengan apa yang orang lain miliki.

Lalu, jika kita diberikan sesuatu seperti yang orang lain punya, entah kekayaan, kesuksesan, maupun jabatan, apakah kita akan tetap rendah hati? Sungguh ini cobaan yang berat. Banyak orang tetap bisa bersabar tatkala diuji dengan kemiskinan, kesusahan, atau kehilangan. Namun, tak kalah banyak pula yang tak lulus ketika Allah menguji kita dengan ketenaran, kesuksesan, kekayaan, dan sebagainya.

Allah berfirman:

"... sungguh akan Kami uji (iman) kalian dengan kesusahan dan (dengan) kesenangan. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan." (QS. Al Anbiya: 35)

"Karunia ini merupakan pemberian Rabbku untuk menguji imanku, apakah aku bersyukur atau aku kufur. Siapa bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang siapa kufur, sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40)

Kembali lagi ke Muhammad Ali. Menjelang pensiun, Ali didiagnosa menderita penyakit Parkinson. Menurut para dokter, penyakit yang berhubungan dengan saraf otak tersebut terjadi akibat akumulasi pukulan yang diterima Ali selama bertanding di atas ring. Sebagai catatan, selama berkarir sebagai petinju, Ali kerapkali menerima pukulan lawannya tanpa menghindar. Ia percaya ia mampu mengatasi semua pukulan lawannya.

Ali di usia senjanya. Bertarung melawan Parkinson.


Namun, Ali punya pemikiran lain. Ia berkata, "Dulu saya selalu mengatakan kalau saya adalah the greatest, yang terbaik. Padahal Allah lah yang terbaik. Allah Maha Besar. Dan ini (penyakit Parkinson) adalah hukuman dari Allah untuk saya."

Lalu, jika suatu saat ujian seperti itu menyapa kita, apakah kita sanggup melewatinya? Memang berat. Sudah pasti berat. Itulah kenapa banyak orang yang tak lulus. Banyak yang tergelincir. Namun jika kita yakin bahwasanya segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit, juga di antara keduanya hanyalah milik Allah, insyaa Allah ujian seperti apapun bisa kita lewati. Dengan keyakinan bahwa apa yang kita miliki adalah amanah, titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin. Tentunya dengan pertolongan Allah juga.

Maka, kembali lagi ke diri kita. Akankah kita memilih menjadi makhluk yang bersyukur ataukah yang kufur?