![]() |
Ali ketika meng-KO Sonny Liston tahun 1964 |
Karir Ali melesat setelah meraih emas di Olimpiade Roma tahun 1960. Empat tahun kemudian, petinju kelahiran 17 Januari 1942 itu berhasil menjadi petinju termuda yang merebut gelar juara dunia kelas berat pada usia 22 tahun. Hampir semua petinju terbaik di masanya berhasil ia kalahkan.
Meski begitu, Ali adalah sosok penuh kontroversial. Ia dicintai sekaligus dibenci karena mulut besarnya. Terkenal sombong, arogan, angkuh, dan blak-blakan. Yang paling diingat orang tentu saja ketika ia menolak untuk mengikuti wajib militer waktu perang Vietnam.
"Saya tak punya masalah dengan orang-orang Vietkong ini. Tak ada orang Vietkong yang memanggil saya 'Nigger'. Kenapa saya harus terbang 10.000 mil untuk membunuh mereka?" kata Ali.
Akibatnya gelar juara Ali dicopot. Ia dikenai sanksi dilarang bertinju selama hampir empat tahun. Pengaruh Ali bukan hanya di atas ring, tapi di luar arena juga. Ia menjadi ikon perdamaian. Diidolai banyak orang. Ke mana pun pergi, namanya selalu dielu-elukan.
Ketika kembali lagi ke arena tinju tahun 1971, Ali berhasil menjadi juara dunia lagi tahun 1974 dan 1978. Hampir di setiap wawancara sebelum atau pun usai mengalahkan lawan-lawannya, Ali kerapkali menyebut dirinya sebagai "the greatest".
Mungkin memang benar apa yang diucapkan Ali. Ketika kita sehebat dia, bisa jadi memang sangat sulit untuk menjadi rendah hati. Kita, manusia cenderung tidak suka jika melihat orang lain angkuh/sombong, entah karena kekayaan, kecerdasan, kesuksesan, ataupun karena jabatannya. Padahal jika kita berada di tempat mereka, bisa jadi kita juga tak beda jauh. Sebab kecenderungan manusia itu senang dipuji. Senang menjadi pusat perhatian. Tak jarang kita bahkan mendoakan yang jelek jika melihat kesombongan orang lain. Saya khawatir, sebenarnya kita bukan membenci kesombongan tersebut, melainkan dengki dengan apa yang orang lain miliki.
Lalu, jika kita diberikan sesuatu seperti yang orang lain punya, entah kekayaan, kesuksesan, maupun jabatan, apakah kita akan tetap rendah hati? Sungguh ini cobaan yang berat. Banyak orang tetap bisa bersabar tatkala diuji dengan kemiskinan, kesusahan, atau kehilangan. Namun, tak kalah banyak pula yang tak lulus ketika Allah menguji kita dengan ketenaran, kesuksesan, kekayaan, dan sebagainya.
Allah berfirman:
"... sungguh akan Kami uji (iman) kalian dengan kesusahan dan (dengan) kesenangan. Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan." (QS. Al Anbiya: 35)
"Karunia ini merupakan pemberian Rabbku untuk menguji imanku, apakah aku bersyukur atau aku kufur. Siapa bersyukur maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang siapa kufur, sesungguhnya Rabbku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40)
Kembali lagi ke Muhammad Ali. Menjelang pensiun, Ali didiagnosa menderita penyakit Parkinson. Menurut para dokter, penyakit yang berhubungan dengan saraf otak tersebut terjadi akibat akumulasi pukulan yang diterima Ali selama bertanding di atas ring. Sebagai catatan, selama berkarir sebagai petinju, Ali kerapkali menerima pukulan lawannya tanpa menghindar. Ia percaya ia mampu mengatasi semua pukulan lawannya.
![]() |
Ali di usia senjanya. Bertarung melawan Parkinson. |
Namun, Ali punya pemikiran lain. Ia berkata, "Dulu saya selalu mengatakan kalau saya adalah the greatest, yang terbaik. Padahal Allah lah yang terbaik. Allah Maha Besar. Dan ini (penyakit Parkinson) adalah hukuman dari Allah untuk saya."
Lalu, jika suatu saat ujian seperti itu menyapa kita, apakah kita sanggup melewatinya? Memang berat. Sudah pasti berat. Itulah kenapa banyak orang yang tak lulus. Banyak yang tergelincir. Namun jika kita yakin bahwasanya segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit, juga di antara keduanya hanyalah milik Allah, insyaa Allah ujian seperti apapun bisa kita lewati. Dengan keyakinan bahwa apa yang kita miliki adalah amanah, titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin. Tentunya dengan pertolongan Allah juga.
Maka, kembali lagi ke diri kita. Akankah kita memilih menjadi makhluk yang bersyukur ataukah yang kufur?
Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT, aamiin
BalasHapus